Oleh arifki budia warman
Santri mandiri VII
Pendahuluan
Sebentar lagi akan datang bulan Ramadhan.
Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan penuh
kebaikan. Banyak
keutamaan dan kelebihan dari bulan Ramadhan daripada bulan-bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana Alquran diturunkan. Di bulan itu
setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga pun dibuka.
Di bulan itu terdapat malam yang
lebih baik daripada seribu bulan, itulah malam Lailatul Qadr, di mana beribadah
pada malam itu seperti beribadah selama seribu bulan.
Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang bangun untuk beribadah pada bulan Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”
Dan makna "imanan wah tisaban"
pada hadits itu adalah meyakini kewajiban berpuasa dan mengharap pahalanya,
jiwanya tenang dengan berpuasa, tidak benci menjalankan kewajiban berpuasa dan
tidak merasa berat untuk beribadah padanya, sebagian orang berpuasa dan
menjalankan ibadah di malam bulan Ramadhan karena dia melihat orang lain
mengerjakan hal yang sama, maka hal ini adalah salah maka tidak akan didapatkan
pahala yang besar ini kecuali dengan rasa ikhlas dan mengharap pahala dan
balasan dari Allah.
Namun bulan yang mulia ini tentu tak kan
kita biarkan datang begitu saja tanpa ada suatu penyambutan yang mulia juga. Dengan
kemuliaan Ramadhan yang telah diberikan oleh Allah bagaimana seharusnya kita
menyambutnya? Inilah yang menjadi focus tulisan ini, upaya ddalam menyambut
kedatangan bulan Ramadhan.
Pembahasans
Dari literatur yang saya dapatkan, Rasulullah
menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini dengan berbagai cara. Yang mana car ini dapat memberikan bekas yang positif dan
kesan yang mendalam terhadap keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah s.w.t.
1.
Rasulullah s.a.w. membanyak puasa di bulan
Sya'ban
Bulan Sya’ban merupakan bulan sebelum bulan Ramadhan.
Dimana dalam bulan ini kita di anjurkan untuk berpuasa sunnat.
2.
Rasulullah s.a.w. mengadakan ceramah-ceramah
agama kepada para sahabatnya di akhir bulan Sya'ban dengan menghadirkan
tema-tema terkait keutamaan dan kelebihan bulan Ramadhan seperti sabda baginda
Rasulullah s.a.w. dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Abu Hurairah r.a.
“Sesungguhnya
telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkati, Allah
mewajibkan kepada kalian puasa di dalamnya, di dalamnya terbuka pintu-pintu
sorga dan tertutup pintu-pintu neraka Jahim dan di dalamnya dibelenggu para
setan, di dalamnya terdapat malam yang lebih utama dari seribu bukan.
Barangsiapa yang tidak diberikan kepadanya kebaikan selama bulan tersebut
berarti telah tidak diberikan kepadanya segala bentuk kebaikan”
3.
Memberikan ucapan selamat atas kedatangan bulan
Ramadhan yang diberkati. Ketika bulan Ramadhan datang, Rasulullah s.a.w.
mengucapkan selamat kepada para sahabat dengan ungkapan:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ
وَأَهْلاً، جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالْبَرَكَاتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ
زَائِرِ هُوَاتٍ." (حديث رواية الطبراني)
"Telah
datang kepada kalian bulan Ramadhan, pemimpin segala bulan, maka selamat datang
kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa beragam keberkahan, maka
alangkah mulianya tamu yang datang itu"
Dengan kedatangan bulan ramadhan ini, kita akan
mendapati berbagai perasaan yang beragam di kalangan umat islam dalam
menyambutnya. Bulan yang datang hanya sekali dalan setahun ini ditanggapi
berbeda-beda oleh masyarakat muslim. Ada yang gembira dan bersemangat
menyambutnya , tetapi ada juga yang sebaliknya merasa kuatir dan resah serta
ada pula yang berperasaan biasa-biasa saja dan tak peduli. Nah kita berada di
golongan yang memiliki perasaan yang bagaimana?
Kita seharusnya berada pada perasaan yang pertama
yaitu bahagia dan senang akan kedatangan bulan ramadhan ini. Namun perasaan tersebut harus direalisasikan dalam
bentuk mempersiapkan diri secara fisik, mental maupun
spiritual. Persiapan
fisik adalah dengan menanamkan paradigma bahwa kesehatan jasmani adalah
penting. Maka Islam menuntut umatnya agar menjaga kesehatan supaya senantiasa
kuat, bertenaga dan bebas dari penyakit. Upaya menjaga fisik agar sehat dan
tidak sakit adalah dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, namun
halal dan bersih serta menjauhi makanan yang kurang sehat, kotor apalagi yang
diharamkan oleh agama.
Persiapan
mental artinya mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa
syukur kepada Allah dan dengan kegembiraan. Hendaklah kita tanamkan tekad dan
niat kita untuk memberbaiki diri, memperbaiki ibadah puasa kita agar lebih baik
dari sebelumnya. Persiapan
secara spiritual, adalah membekali diri kita dengan ketentuan, aturan dan
hukum-hukum puasa, adab dan etikanya serta amalan-amalan yang biasa dilakukan
oleh Rasulullah s.a.w. selama bulan puasa. Di samping itu, hendaklah kita
berusaha membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela seperti sombong,
takabbur, dengki, tamak dan sifat-sifat hina lainnya agar ibadah yang kita
laksanakan diterima oleh Allah s.w.t.
Persiapan
Fikriyah. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan yang
benar tentang Ramadhan. Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian
memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul
Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui
tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang
menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”
Ada
beberapa ajaran Rasulullah s.a.w. yang penting untuk kita teladani dalam menyambut
bulan suci Ramadhan, yaitu:
1. mengamalkan
sunnah-sunnah Rasulullah s.a.w. dengan memperbanyak amal salih dan meninggalkan
maksiat;
2. mempererat
tali silaturrahmi antar kita, baik dengan keluarga, handai taulan, sahabat
tetangga kita;
3. memperbanyak
sedekah dan membantu mereka yang memerlukan bantuan agar mereka juga dapat
melaksanakan puasa dan menikmati kegembiraan bersama Ramadhan;
4. untuk
meramaikan masjid-masjid dan musholla-muhsolla dengan berbagai ibadah seperti
sholat tarawih berjamaan dan membaca al-Quran baik sendiri maupun kolektif.
5. menghidupkan
semangat persatuan dan kesatuan antar kita selama bulan Ramadhan. Rasa lapar
kita adalah ajakan untuk bersolidaritas dengan sebagian saudara-saudara kita
yang setiap saat dilanda kelaparan dan kesusahan hidup.
Berbagai cara telah dilakukan oleh sebagian umat
muslim dalam menyambut bulan suci ini. Seperti mengadakan pawai ramadhan,
tabligh akbar, pengajian-pengajian, bakti sosial dan acara-acara lainnya yang
bertemakan Ramadhan.
Penutup
Bulan Ramadhan hanya sekali dalam setahun
datangnya. Belum tentu tahun besok kita akan bertemu lagi dengan bulan ramadhan
ini. Oleh karena itu jangan lah kita sia-siakan kedatangannya. Dengan
kedatangnya sekarang ini marilah kita semua menyambut dengan hati yang bersih,
bahagia dan senang. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan dapat menjalani
puasa ramadhan dengan sempurna satu bulan dan mendapatkan malam lailatul
qadar juga.

Tidak ada komentar: